poto/pixabay |
Sehari-hari bisa duduk santai sambil minum kopi, dan tidak
lupa kue camilan yang biasa menemani sore, malam, atau jam-jam kesukaan
lainnya. Bersama teman atau sekadar sendirian menikmati luang, mengunjungi kafe favorit.
Berbelanja ke pusat-pusat kota, toko-toko berjejer
memajangkan produk-produk hits mereka.
Sebagai pelanggan bisa bebas memilih, pakaian mana yang disuka. Mengajak
keluarga atau sahabat, membantu mencocokkan warna agar semakin menarik.
Angin sepoi-sepoi, tertawa di tanah lapang sambil mengoper
bola, ke kanan dan kiri. Menendangnya dengan penuh strategi. Mencetak angka,
bersorak ramai-ramai. Kebersamaan memang sangat indah, berbagi suka dan duka.
Semenjak wabah Virus Corona menghampiri, semuanya harus
ditunda. Menjaga jarak menjadi patokan kesehatan. Itu artinya, kegiatan yang
menimbulkan keramaian tidak boleh/dilarang. Seketika merasa ada yang kurang,
kebisingan, riuh sorak-sorai.
Merindukan Kebersamaan
Kurang lebih sudah delapan bulan, kita lalui dengan
membatasi segala kegiatan yang ada di luar rumah. Salah satunya saat Hari
Kemerdekaan Indonesia, tujuh belas agustus. Lomba makan kerupuk, lari karung,
panjat pinang.
Sederet pertandingan langganan yang senantiasa memeriahkan,
perayaan kemenangan negera tercinta. Di usianya kini menginjak tujuh puluh lima
tahun, perbedaan jelas terlihat. Penerapan protokol kesehatan memang harus
diutamakan.
Istana Kenegaraan saat peringatan Hari Kemerdekaan, akan
penuh dengan banyak tamu untuk mengikuti upacara. Namun, pada tahun ini,
pengunjung dibatasi, dan juga sudah pasti di banyak daerah tidak mengadakan
perlombaan-perlombaan.
Untuk di Kota Kisaran, tempat saya tinggal beberapa
kelurahan mengadakan perlombaan panjat pinang. Penggunaan masker menjadi
prioritas dari pengunjung yang datang menonton acara tersebut. Juga, peserta
yang boleh ikut hanya warga setempat.
Dulu saat saya masih kecil, tepatnya kelas satu sekolah
dasar. Pernah mengikuti lomba kelereng. Saat itu mendapatkan juara dua, senang
sekali rasanya. Teman-teman dan ibu guru memberi semangat kepada kami para
peserta.
Menggigit sendok yang berisi kelereng, memang tidak mudah.
Cukup sulit menjaga keseimbangan. Bahkan ada yang jatuh tersandung sebelum
mencapai garis finish. Bagi pemenang
diberikan hadiah yang sederhana, buku tulis.
Saat dewasa, di tempat saya tinggal terakhir dua tahun lalu
mengadakan perlombaan, itupun setelah sekian lama tidak dilangsungkan. Cukup
meriah saat itu, berbagai pertandingan untuk segala usia tersedia.
Terutama anak-anak sangat senang dengan adanya acara
tersebut, mereka bisa berlomba dengan semangat. Mulai pagi hingga sore hari
lapangan tempat pertandingan, selalui ramai peserta dan suara-suara penonton.
Kami sebagai warga sangat merindukan adanya kegiatan seperti
itu. Di mana tetangga berkumpul dan saling bercanda, tertawa lepas,
tingkah-tingkah jenaka, tidak peduli dengan hadiah, kebersamaan menjadi hal
utama.
Ketika wabah Virus Corona hadir, semakin membuat jarak
berjauhan. Namun, jika dilihat dari sisi lain, justru hal itu membuat kita
semakin tersadar. Akan arti dari bersilahturahmi, menjaga hubungan baik, yang
selama ini mungkin terlewati begitu saja.
Segala yang terjadi pasti ada pelajaran yang bisa diambil.
Agar saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Harapan untuk ditahun
depan, semoga keadaan lekas membaik, wabah virus ini segera mereda dan
menghilang.
Berkumpul dengan orang tersayang, menjadi kerinduan yang
tidak dapat diobati selain adanya pertemuan. Harapan untuk negeri tercinta
Indonesia dan seluruh rakyatnya, tetap kuat dan sehat. Semoga ditahun depan
bisa merayakan Hari Kemerdekaan dengan lebih baik, dan semua aktifitas dapat
berjalan normal. Aamiin
Posting Komentar
Posting Komentar