poto/pixabay |
Cinta kita melukisakan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati
Sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh artis ternama Bunga Citra Lestari. Bukan hanya sebagai pengisi soundtrack, namun, ia juga memerankan tokoh utama di film tersebut, Habibie dan Ainun. Sebuah cerita cinta abadi yang hanya dipisahkan oleh maut.
Kisah ini diambil dari kehidupan nyata Presiden RI ke 3,
Bapak BJ Habibie. Pada tahun 2010 sang istri meninggal dunia, setelah berjuang
melawan penyakit kanker ovarium.
Dalam banyak kesempatan, Bapak Habibi sering mengatakan bahwa Ibu Ainun sebagai
mata dalam kehidupannya.
Sepeninggalnya istri tercinta membuat kesedihan yang
mendalam, bagi tokoh yang memiliki julukan Bapak Teknologi Indonesia. Untuk mengobati
rasa kerinduan, beliau menulis buku berjudul Habibie dan Ainun, pada tahun 2012.
Kemudian dijadikan film yang diperankan oleh Reza Rahadian dan Bunga Citra
Lestari.
Jejak Pendidikan
Dari dalam negeri hingga mancanegara, Bapak Habibie memang
sudah dikenal dengan kejeniusannya. Tinggal dan besar dalam lingkungan yang religius,
terbiasa dengan kedisiplinan membuat beliau sangat menyukai dunia teknologi.
Khususnya mengenai pesawat.
Selama beberapa bulan, beliau sempat menjadi mahasiswa di
ITB (Institut Teknologi Bandung). Tidak berlangsung lama, ia memutuskan untk
melanjutkan pendidikannya di Jerman. Merantau hingga ke benua Eropa, demi menggapai
cita-cita.
Tahun 1960 beliau berhasil mendapatkan gelar Diploma Ing. dengan
jurusan Teknik Penerbangan, spesialisasi Konstruksi Pesawat Terbang. Tidak
tanggung-tanggung, pada saat itu mendapatkan predikat cumlaude.
Tidak hanya berhenti sampai di posisi tersebut. Dalam menimba
ilmu memang tidak ada kata jenuh bagi Bapak Habibie, beliau kembali melanjutkan
pendidikannya hingga sukses dengan gelar Doktor, yang sukses ia raih.
Riwayat Karir Bapak Habibie
Sebagai seorang istri, Ibu Ainun selalu mendukung dan setia
menemani sang suami. Baik susah maupun duka, selalu memberika semangat. Menikah
pada tahun 1962, membuat keduanya saling menjaga janji suci yang telah
diikrarkan pada saat akad pernikahan.
Sesuai dengan kejeniusannya, Bapak Habibie berhasil membuat
sebuah pesawat, yang menjadi kebanggan Indonesia dari dulu hingga kini. Karena
untuk pertama kalinya, negeri kita berhasil memiliki pesawat orisinil buatan
putra bangsa.
N259 GatotKaca, nama yang disematkan dari hasil karya luar
biasa itu. Mempekerjakan hingga 16.000 orang. Dalam proyek tersebut Bapak
Habibie langsung menjadi pemimpinnya, berdasarkan arahan yang beliau berikan,
membuat pesawat bukan hanya impian belaka. Tapi sudah terbukti nyata.
Akibat adanya krisis moneter, dengan berat hati, proyek
tersebut tidak bisa dilanjutkan. Karya yang beliau ciptakan tetap akan jadi
kebanggan kita semua. Lalu tahun 1998 Bapak Habibie menjadi Presiden RI ke 3.
Sepanjang perjalanan karir tersebut, Ibu Ainun tidak pernah
sekalipun berpaling. Selalu setia mendampingi setiap langkah suaminya. Lalu
berita dukapun kembali menyelimuti negeri tercinta. Sang tokoh kebanggaan
tersebut juga berpulang ke rahmatullah.
Hari ini, 11 September 2020 menjadi peringatan genapnya 1
tahun Bapak Habibie meninggal dunia. Acara tahlilan diadakan oleh anak-anaknya.
Namun, karena masih dalam kondisi adanya wabah Corona, tidak bisa menampung banyak tamu.
Akan tetapi, menurut dari salah satu panitia acara, bagi
keluarga dan kerabat dekat akan diberikan link
secara terbatas untuk mengikuti acara tahlilan melalui aplikasi Zoom. Adanya peraturan untuk menjaga
jarak haruslah dipatuhi, untuk menghindari penyebaran virus Corona.
Dan untuk masyarakat umum bisa mengikuti acara dari channel Youtube Habibie Center. Atau berdo’a di kediaman masing-masing. Karena terpenting ialah niat yang baik, dan tulus maka semoga juga akan tersampaikan untuk almarhum Bapak BJ Habibie. Aamiin…
Posting Komentar
Posting Komentar