Perbedaan, Warna-warni Kehidupan

2 komentar

poto/pixabay
Saat masuk sekolah dasar dulu, usia saya tujuh tahun. Saat itu pernah saya merasa heran, melihat teman sekelas yang berbeda dengan kami yang lain. Seusia itu sama sekali belum banyak mengerti dengan kondisi yang ada di lingkungan.

Semakin naik kelas, pelan-pelan bisa memahami, arti dari sebuah perbedaan. Waktu itu merasa bingung, sekolah dasar swasta yang berbasis agama, dari segi seragam, bagi murid perempuan mengenakan kerudung.

Dan anak laki-laki dengan kemeja berlengan panjang. Nah, pada saat baru mulai masuk sekolah, saya melihat ada murid yang mengenakan kemeja lengan pendek, walaupun celana yang ia pakai sampai melewati mata kaki.

Saat mulai berkenalan dengan teman-teman yang lain, saya mulai mengerti kenapa murid tersebut bisa bersekolah di tempat ini. Kami ditempatkan dalam satu kelas, semuanya berjumlah kurang lebih empat puluh orang (kalau tidak salah ingat, karena sudah lama).

Ibu guru menyuruh murid-murid, memperkenalkan diri satu persatu ke depan kelas. Dan mengatakan bahwa teman yang berbeda itu, sama seperti yang lain. Akan belajar dan bermain bersama hingga lulus sekolah nanti.

Mulai dari kelas satu, dua, tiga, dan seterusnya. Kami semua belajar bersama, saat jam istirahat akan makan dan minum di kantin, sambil bercanda-canda. Namun, sedekit berbeda saat pelajaran agama, Im, akan terpisah ruangan dengan kami, guru yang mengajarnya juga berbeda.

Waktu itu Im terlambat mendaftar ke sekolah lain, sedangkan proses pembelajaran sudah akan dimulai. Sangat tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke tempat lain. Lagipula memang jarak rumahnya sangat dekat, hanya beberapa meter dari sekolah tempat kami belajar.

Berdasarkan dari musyawarah para guru-guru, dan lainnya, Im diperbolehkan untuk sekolah di tempat ini. Kami menjadi sekelas, dan menghabiskan waktu bersama-sama selama enam tahun. Tidak ada masalah, kendala dan apapun itu. Tetap belajar dengan nyaman. Namun, setelah lulus saya belum pernah mendengar kabar dari Im. Semoga teman-teman semuanya selalu diberi kesehatan, Aamiin.

Mengerti dan Memahami

Saat bersekolah dasar dulu menjadi pengalaman saya, yang paling berkesan dengan adanya toleransi. Saling menghargai satu sama lain, menghormati keputusan orang lain. Namun, apa sebenarnya toleransi?

Menurut Wikipedia, toleransi merupakan suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu baik itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain, walaupun terdapat banyak hal yang berbeda.

Menahan diri dari sifat egois, bersabar dan mencoba untuk mengerti dari adanya ketidaksamaan dalam kebiasaan. Setiap orang memiliki porsinya masing-masing, misalnya saja dalam lingkungan pekerjaan. Teman sekantor bisa mengerjakan pekerjaan yang banyak, dan mampu lembur hingga malam hari.

Namun, karyawan yang lain tidak bisa melakukan hal itu. Nah, hal ini juga harus dimengerti. Saling menghargai keputusan masing-masing. Jika ingin lembur, maka silakan mengerjakan pekerjaannya hingga selesai.

Ketika ada yang ingin pulang tepat waktu, dan melanjutkan tugasnya esok hari, juga tidak apa-apa. Itu juga bentuk dari toleransi. Baik yang pulang malam karena lembur, atau sesuai jadwal saling mendukung, tidak ada yang mengeluh.

Mungkin bisa memberikan sedikit camilan dan kopi, untuk teman yang sedang lembur. Mendukung dalam hal positif, agar ia semangat bekerja. Dan mengingatkan hati-hati dalam berkendara bagi yang pulang tepat waktu.

Banyak kondisi lainnya yang bisa untuk saling dimengerti, dihargai, dan dihormati. Sama seperti cerita saya di atas, ketika kami sedang beribadah, Im akan menunggu di luar hingga kami selesai. Begitu juga sebaliknya.

Setiap yang berbeda bukan berarti harus diperdebatkan, apalagi dipertangkan. Mulai untuk berpikir positif dalam banyak hal, maka sikap kita juga akan terbentuk juga menjadi baik.

Related Posts

2 komentar

  1. Karena perbedaan adalah rahmat. Hehe aku punya pengalaman pernah satu sekolah dengan yang beda keyakinan itu pas SMA, awalnya gimana gitu serasa gak bakal akur. Eh tapi, lebih banyak kesamaan sih waktu itu. Kayak sama-sama ingin belajar umum, sama2 makan dikantin, sama-sama panas-panasan dilapang upacara

    BalasHapus

Posting Komentar