poto/pixabay |
Semakin naik kelas, pelan-pelan bisa memahami, arti dari
sebuah perbedaan. Waktu itu merasa bingung, sekolah dasar swasta yang berbasis
agama, dari segi seragam, bagi murid perempuan mengenakan kerudung.
Dan anak laki-laki dengan kemeja berlengan panjang. Nah,
pada saat baru mulai masuk sekolah, saya melihat ada murid yang mengenakan
kemeja lengan pendek, walaupun celana yang ia pakai sampai melewati mata kaki.
Saat mulai berkenalan dengan teman-teman yang lain, saya
mulai mengerti kenapa murid tersebut bisa bersekolah di tempat ini. Kami
ditempatkan dalam satu kelas, semuanya berjumlah kurang lebih empat puluh orang
(kalau tidak salah ingat, karena sudah
lama).
Ibu guru menyuruh murid-murid, memperkenalkan diri satu
persatu ke depan kelas. Dan mengatakan bahwa teman yang berbeda itu, sama
seperti yang lain. Akan belajar dan bermain bersama hingga lulus sekolah nanti.
Mulai dari kelas satu, dua, tiga, dan seterusnya. Kami semua
belajar bersama, saat jam istirahat akan makan dan minum di kantin, sambil
bercanda-canda. Namun, sedekit berbeda saat pelajaran agama, Im, akan terpisah
ruangan dengan kami, guru yang mengajarnya juga berbeda.
Waktu itu Im terlambat mendaftar ke sekolah lain, sedangkan
proses pembelajaran sudah akan dimulai. Sangat tidak memungkinkan untuk
melanjutkan ke tempat lain. Lagipula memang jarak rumahnya sangat dekat, hanya
beberapa meter dari sekolah tempat kami belajar.
Berdasarkan dari musyawarah para guru-guru, dan lainnya, Im
diperbolehkan untuk sekolah di tempat ini. Kami menjadi sekelas, dan
menghabiskan waktu bersama-sama selama enam tahun. Tidak ada masalah, kendala
dan apapun itu. Tetap belajar dengan nyaman. Namun, setelah lulus saya belum
pernah mendengar kabar dari Im. Semoga teman-teman semuanya selalu diberi
kesehatan, Aamiin.
Mengerti dan Memahami
Saat bersekolah dasar dulu menjadi pengalaman saya, yang
paling berkesan dengan adanya toleransi. Saling menghargai satu sama lain,
menghormati keputusan orang lain. Namun, apa sebenarnya toleransi?
Menurut Wikipedia, toleransi merupakan suatu sikap saling
menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu baik itu dalam
masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain, walaupun terdapat banyak hal yang
berbeda.
Menahan diri dari sifat egois, bersabar dan mencoba untuk
mengerti dari adanya ketidaksamaan dalam kebiasaan. Setiap orang memiliki
porsinya masing-masing, misalnya saja dalam lingkungan pekerjaan. Teman
sekantor bisa mengerjakan pekerjaan yang banyak, dan mampu lembur hingga malam
hari.
Namun, karyawan yang lain tidak bisa melakukan hal itu. Nah,
hal ini juga harus dimengerti. Saling menghargai keputusan masing-masing. Jika
ingin lembur, maka silakan mengerjakan pekerjaannya hingga selesai.
Ketika ada yang ingin pulang tepat waktu, dan melanjutkan
tugasnya esok hari, juga tidak apa-apa. Itu juga bentuk dari toleransi. Baik
yang pulang malam karena lembur, atau sesuai jadwal saling mendukung, tidak ada
yang mengeluh.
Mungkin bisa memberikan sedikit camilan dan kopi, untuk
teman yang sedang lembur. Mendukung dalam hal positif, agar ia semangat
bekerja. Dan mengingatkan hati-hati dalam berkendara bagi yang pulang tepat
waktu.
Banyak kondisi lainnya yang bisa untuk saling dimengerti,
dihargai, dan dihormati. Sama seperti cerita saya di atas, ketika kami sedang
beribadah, Im akan menunggu di luar hingga kami selesai. Begitu juga
sebaliknya.
Setiap yang berbeda bukan berarti harus diperdebatkan,
apalagi dipertangkan. Mulai untuk berpikir positif dalam banyak hal, maka sikap
kita juga akan terbentuk juga menjadi baik.
Karena perbedaan adalah rahmat. Hehe aku punya pengalaman pernah satu sekolah dengan yang beda keyakinan itu pas SMA, awalnya gimana gitu serasa gak bakal akur. Eh tapi, lebih banyak kesamaan sih waktu itu. Kayak sama-sama ingin belajar umum, sama2 makan dikantin, sama-sama panas-panasan dilapang upacara
BalasHapussetuju.. tetep saling bantu juga
Hapus